Selama ini pelatihan atau diklat biasanya dilakukan melalui tatap muka
antara tutor dan peserta. Tapi kini diklat dan pelatihan kesehatan sudah
bisa dilakukan secara online atau jarak jauh.
"Pelatihan jarak jauh (PJJ) ini menekankan pada belajar mandiri yang terorganisir dan tidak terbatas oleh jarak, ruang dan waktu dengan menggunakan internet atau online," ujar Kepala Pusdiklat Aparatur Kemenkes Drs Sulistiono, SKM, MSc dalam acara temu media di Gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (14/9/2012).
Sulistiono menuturkan selama ini jika dilakukan pelatihan dari pusat maka berhenti di provinsi dan kelanjutannya sangat tergantung dari kebijakan daerah masing-masing, ada yang melanjutkan dengan ToT atau replikasinya.
Ada beberapa hal yang menjadi alasan atau gagasan dari pengembangan PJJ (Pelatihan Jarak Jauh) kesehatan online yaitu:
1. Masih banyak tenaga kesehatan yang jarang bahkan belum pernah ikut pelatihan karena berada di daerah yang susah dijangkau atau daerah bermasalah kesehatan.
2. Masalah geografis Indonesia yang sangat luas dan berbentuk kepulauan terutama di Papua, Maluku, Sulawesi Utara dan propinsi lain.
3. Sudah tersedianya infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang makin mudah diakses.
Pelatihan ini diberikan pada asisten epidemiologi di lapangan, karena mereka tidak hanya tahu tentang pengetahuan tapi juga terjun langsung ke lapangan untuk memantau dan mengevaluasi.
Untuk pilot project ini pesertanya sebanyak 140 orang dari 7 propinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan.
"Aktivitas belajar dilakukan melalui komputer yang terhubung dengan internet atau online. PJJ online ini sangat bermanfaat karena dapat belajar dimana saja tanpa meninggalkan tugas sehari-hari," ujar Sulistiono.
Sulistiono menjelaskan dalam pelatihan ini sudah ada tutor yang terdiri dari 12 orang, dan tutor-tutor in sudah dilatih sejak awal sehingga bisa menjawab berbagai pertanyaan dari peserta.
Dalam PJJ online peserta harus melakukan registrasi lalu mengikuti tahap 1 yang mana untuk meningkatkan kapasitas pengetahuannya. Jika ia lulus maka ia berhak masuk ke tahap 2 yang berisi peningkatan keterampilan dari para asisten epidemiologi ini, setelah lulus peserta akan mendapatkan sertifikat.
"Dalam sistem e-learning ini standar proses yang ada ditekankan agar terjadi learning dan bukan hanya e-nya saja," ujar Uwes A Chaeruman, MPd dari Pusat Teknologi Informasi Komunikasi Kemendiknas.
Uwes menuturkan PJJ online ini dibuat sesuai dengan kebutuhan dan untuk QA (Quality Assurance) setara dengan pelatihan tatap muka yang mana ada pemberian materi, forum diskusi dan pemberian tugas, hanya saja sifatnya lebih fleksibel.
"Pelatihan jarak jauh (PJJ) ini menekankan pada belajar mandiri yang terorganisir dan tidak terbatas oleh jarak, ruang dan waktu dengan menggunakan internet atau online," ujar Kepala Pusdiklat Aparatur Kemenkes Drs Sulistiono, SKM, MSc dalam acara temu media di Gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (14/9/2012).
Sulistiono menuturkan selama ini jika dilakukan pelatihan dari pusat maka berhenti di provinsi dan kelanjutannya sangat tergantung dari kebijakan daerah masing-masing, ada yang melanjutkan dengan ToT atau replikasinya.
Ada beberapa hal yang menjadi alasan atau gagasan dari pengembangan PJJ (Pelatihan Jarak Jauh) kesehatan online yaitu:
1. Masih banyak tenaga kesehatan yang jarang bahkan belum pernah ikut pelatihan karena berada di daerah yang susah dijangkau atau daerah bermasalah kesehatan.
2. Masalah geografis Indonesia yang sangat luas dan berbentuk kepulauan terutama di Papua, Maluku, Sulawesi Utara dan propinsi lain.
3. Sudah tersedianya infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang makin mudah diakses.
Pelatihan ini diberikan pada asisten epidemiologi di lapangan, karena mereka tidak hanya tahu tentang pengetahuan tapi juga terjun langsung ke lapangan untuk memantau dan mengevaluasi.
Untuk pilot project ini pesertanya sebanyak 140 orang dari 7 propinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan.
"Aktivitas belajar dilakukan melalui komputer yang terhubung dengan internet atau online. PJJ online ini sangat bermanfaat karena dapat belajar dimana saja tanpa meninggalkan tugas sehari-hari," ujar Sulistiono.
Sulistiono menjelaskan dalam pelatihan ini sudah ada tutor yang terdiri dari 12 orang, dan tutor-tutor in sudah dilatih sejak awal sehingga bisa menjawab berbagai pertanyaan dari peserta.
Dalam PJJ online peserta harus melakukan registrasi lalu mengikuti tahap 1 yang mana untuk meningkatkan kapasitas pengetahuannya. Jika ia lulus maka ia berhak masuk ke tahap 2 yang berisi peningkatan keterampilan dari para asisten epidemiologi ini, setelah lulus peserta akan mendapatkan sertifikat.
"Dalam sistem e-learning ini standar proses yang ada ditekankan agar terjadi learning dan bukan hanya e-nya saja," ujar Uwes A Chaeruman, MPd dari Pusat Teknologi Informasi Komunikasi Kemendiknas.
Uwes menuturkan PJJ online ini dibuat sesuai dengan kebutuhan dan untuk QA (Quality Assurance) setara dengan pelatihan tatap muka yang mana ada pemberian materi, forum diskusi dan pemberian tugas, hanya saja sifatnya lebih fleksibel.
sumber : health.detik.com
Titanium Wedding Ring, 1, 0.02 - TitaniumArts
BalasHapusTitanium Wedding titanium white dominus Ring, 1, titanium iv chloride 0.02. Free shipping babyliss pro titanium hair dryer with babyliss pro nano titanium curling iron free shipping and in-stock w/ case, 2 piece razor. Rating: 5 · 3 ray ban titanium reviews
e449m3zyxix908 wholesale jerseys from china,wholesale jerseys from china,wholesale nfl jerseys,Cheap Jerseys free shipping,wholesale jerseys from china,Cheap Jerseys free shipping,wholesale nfl jerseys from china,wholesale jerseys,cheap jerseys,Cheap Jerseys from china f595k2pzeaa063
BalasHapus