Pentingnya Menjaga Kandungan

Meski ungkapan Yeats di atas bermakna luas, bisa merujuk pada keyakinan, kemauan, bahkan mungkin prinsip kebangsaan yang kuat, ada satu hal yang tetap sama: rahim ibu.

Secara harfiah, rahim memang sumber segala-galanya karena dari situlah janin mulai bertumbuh kembang. Namun, peran rahim dan ibu ternyata jauh lebih berat daripada sekadar pemelihara awal mula kehidupan.

Hasil penelitian menunjukkan, semua asupan dan paparan yang diterima ibu selama kehamilan menjadi penentu utama kehidupan setelah sang bayi dilahirkan. Akankah kelak menjadi manusia sehat, cerdas, dan berani mengambil keputusan? Ataukah menjadi manusia yang serba curiga, bimbang, dan banyak mengalami gangguan kesehatan?

"9 bulan dalam kandungan sebagai masa penentuan kualitas hidup selanjutnya"

Majalah Time terbaru (4 Oktober 2010) menyebutkan, ilmuwan akan bisa mencari jawaban mengapa seseorang terkena kanker, gangguan jantung, kegemukan, bahkan juga gangguan jiwa, sebelum ia dilahirkan.

Disebut fetal origins atau janin sebagai awal mula, ilmu ini mengkaji sembilan bulan dalam kandungan sebagai masa penentuan kualitas hidup selanjutnya dengan dampak yang menetap.

Bisa dipahami, kehamilan menjadi penting karena pada periode itulah otak, jantung, hati, pankreas, dan organ tubuh lain mulai terbentuk. Pengetahuan ini sebenarnya bukanlah hal baru karena setiap kali ada kehamilan, selalu saja ada yang menasihati si ibu untuk menjaga makanan, perasaan, dan tentu saja tingkah lakunya.

Nasihat para orangtua ternyata ada benarnya. Yang diserap janin dalam kandungan bukan sekadar flute ajaib gubahan Mozart. Fetal origins membuktikan, apa pun yang dihadapi ibu akan berkonsekuensi pada kesehatan badan dan jiwa anak ke depan: udara yang dihirup, makanan dan minuman yang dikonsumsi, paparan bahan kimia, bahkan emosi yang dirasakan.

Fetal origins membuat kehamilan kini menjadi ranah pengetahuan terdepan. Institut Kesehatan Nasional (NIH), misalnya, tahun lalu mulai menyelenggarakan penelitian multidekade untuk mengkaji kesehatan manusia dari sebelum mereka dilahirkan.

Gangguan jantung massal

Terima kasih kepada David Barker, seorang dokter di Inggris Raya, yang penasaran melihat korelasi aneh di peta: daerah-daerah termiskin di Inggris dan Wales memiliki jumlah kasus gangguan jantung tertinggi. Bagaimana mungkin penyakit jantung yang selama ini dikaitkan dengan gaya hidup dan makanan ”mahal” justru muncul di kantong- kantong kemiskinan?

Dua dekade lalu, mulailah Barker mencari tahu dengan cara membandingkan kesehatan individu 15.000 responden dengan berat badan mereka waktu lahir. Hasilnya, ia menemukan kaitan antara berat lahir rendah— yang mengindikasikan asupan gizi kurang— dan munculnya penyakit jantung setelah usia dewasa.

Barker menduga, janin memprioritaskan nutrisi yang sedikit itu untuk mendukung pertumbuhan organ yang paling penting dalam tubuh: otak.

Saat itu, temuan Barker tak banyak mendapat tanggapan. Munculnya penyakit jantung masih lebih banyak dikaitkan dengan faktor genetik dan gaya hidup. ”Para ahli tidak melihat kemungkinan adanya pengaruh cukup tidaknya nutrisi saat masih dalam kandungan,” kata Barker (72), sekarang profesor di University of Southampton England dan Oregon Health and Science University.

Kasus yang diteliti Barker memang lebih fokus pada gangguan jantung yang muncul setelah dewasa. Padahal, ada gangguan jantung yang sering kali sudah muncul saat kanak-kanak, dikenal dengan sebutan penyakit jantung bawaan.

Menurut dr Anna Ulfah Rahajoe, SpJP, Ketua Perhimpunan Kardiologi Anak Indonesia, penyakit jantung bawaan didefinisikan sebagai kelainan struktur jantung atau pembuluh darah yang terjadi sejak dalam kandungan.

Meski demikian, pada sebagian kasus, penyakit jantung bawaan tidak diketahui penyebabnya. ”Para ahli hanya menengarai beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan peningkatan kejadian penyakit jantung bawaan,” kata Anna.

Faktor-faktor risiko tersebut meliputi kelainan kromosom pada bayi, ibu saat hamil mengonsumsi obat-obatan tertentu (hydantoin, lithium, thalidomide), alkohol, atau narkotika, infeksi virus yang menyerang ibu saat hamil seperti campak jerman, serta ibu menderita diabetes, phenylketonuria, atau lupus.

Penyakit jantung bawaan yang paling sering terjadi adalah ventricular septal defect (VSD), yaitu adanya lubang di sekat pemisah antara bilik kiri dan bilik kanan. Namun, 60 persen VSD menutup pada usia 7-8 tahun.

”Kekurangan vitamin D atau kalsium juga dapat mengakibatkan gagal jantung karena terjadi pelemahan otot pada jantung yang secara anatomis normal,” papar Direktur Pelayanan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita ini.

Makanan bergizi

Karena itu, untuk mengurangi kemungkinan munculnya penyakit jantung bawaan, berbagai faktor risiko di atas harus dihindari. Anna juga menyarankan kepada ibu hamil untuk mengonsumsi makanan bergizi dan multivitamin. ”Pilih yang ada vitamin D dan kandungan asam folatnya tinggi,” ujarnya.

Upaya itu perlu mengingat angka kejadian penyakit jantung bawaan adalah 8-10 dari 1.000 bayi yang lahir hidup. ”Diperkirakan setiap tahun 40.000 bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan di Indonesia,” kata Anna menambahkan.

Masalah kesehatan lain adalah akibat gangguan masa kehamilan adalah spina bifida. Didefinisikan sebagai tidak sempurnanya pengembangan otak dan urat saraf tulang belakang, hasil penelitian menunjukkan hal ini terkait dengan kurangnya asupan asam folat pada trimester pertama kehamilan.

Nutrisi tampaknya menjadi faktor penting dalam ilmu fetal origins. Meski demikian, kini penelitian juga mengarah pada hal-hal lain, seperti pencemaran udara dan stabilitas emosi sang ibu.

Beberapa penelitian sudah membuktikan, depresi juga menjadi faktor risiko tumbuh kembang janin. Ibu yang depresi cenderung melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau prematur. Bayinya pun ternyata jadi sensitif terhadap stres dan temperamental.

Apa boleh buat, ibu memang harus ekstra hati-hati. Semua berawal dari kandungan.
source : health.kompas.com.

0 Comment "Pentingnya Menjaga Kandungan"

Posting Komentar

Thank you for your comments