Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan Norwegia sebagai negara dengan kualitas hidup terbaik di dunia, sementara Asia telah membuat langkah terbesar dalam beberapa dasawarsa terakhir.
Hal itu terangkum dalam laporan tahunan PBB A-to-Z yang mengamati masalah kemakmuran, kemiskinan, kesehatan dan pendidikan di seluruh dunia.
Norwegia - dengan tingkat harapan hidup 81,0 tahun dan pendapatan tahunan rata-rata US$ 58.810 atau sekitar Rp 525 juta - saat ini telah memuncaki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk semua kategori kecuali dua sejak 2001. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia.
Untuk kategori pendapatan rata-rata, Norwegia kalah dari Liechtenstein yang memiliki pendapatan tahunan rata-rata US$ 81.011 dan tingkat harapan hidup kalah dari Jepang yang mencatat 83,6 tahun. Namun, performa Norwegia secara keseluruhan memberikan negara kaya minyak ini keunggulan dalam peringkat tahunan ke-20 Program Pembangunan PBB (UNDP).
Posisi Norwegia kemudian dibuntuti masing-masing oleh Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat dan Irlandia.
Zimbabwe masuk di urutan paling bontot di antara negara-negara berperingkat 169, di belakang Mozambik, Burundi, Nigeria dan Republik Demokratik Kongo.
Kontras dengan para pemimpinnya, tingkat harapan hidup rakyat Zimbabwe hanya 47 tahun dan pendapatan per kapita US$ 176.
Kongo, Zambia dan Zimbabwe adalah hanyalah tiga negara yang mengalami penurunan peringkat IPM di bawah level pada 1970.
"Negara-negara ini memberikan pelajaran tentang dampak buruk dari konflik, epidemi AIDS dan salah urus ekonomi dan politik," kata Kepala UNDP Helen Clarke, yang juga mantan perdana menteri Selandia Baru, Kamis (4/11).
Penelitian yang dilakukan PBB ini bertujuan memberikan penilaian yang lebih luas tentang kualitas hidup yang tak sekadar penghasilan - dengan memasukkan, kesehatan, pendidikan, kesetaraan gender dan kebebasan politik - dan ketua tim peneliti, Jeni Klugman, mengatakan sebagian besar dunia telah menunjukkan "kemajuan dramatis" sejak 1970.
Tingkat harapan hidup rata-rata naik dari 59 menjadi 70 tahun, pendaftaran sekolah dasar tumbuh dari 55 menjadi 70 persen, dan pendapatan per kapita meningkat dua kali lipat menjadi lebih dari US$ 10.000. Sementara negara-negara miskin telah membuat kemajuan tertentu.
Hal itu terangkum dalam laporan tahunan PBB A-to-Z yang mengamati masalah kemakmuran, kemiskinan, kesehatan dan pendidikan di seluruh dunia.
Norwegia - dengan tingkat harapan hidup 81,0 tahun dan pendapatan tahunan rata-rata US$ 58.810 atau sekitar Rp 525 juta - saat ini telah memuncaki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk semua kategori kecuali dua sejak 2001. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia.
Untuk kategori pendapatan rata-rata, Norwegia kalah dari Liechtenstein yang memiliki pendapatan tahunan rata-rata US$ 81.011 dan tingkat harapan hidup kalah dari Jepang yang mencatat 83,6 tahun. Namun, performa Norwegia secara keseluruhan memberikan negara kaya minyak ini keunggulan dalam peringkat tahunan ke-20 Program Pembangunan PBB (UNDP).
Posisi Norwegia kemudian dibuntuti masing-masing oleh Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat dan Irlandia.
Zimbabwe masuk di urutan paling bontot di antara negara-negara berperingkat 169, di belakang Mozambik, Burundi, Nigeria dan Republik Demokratik Kongo.
Kontras dengan para pemimpinnya, tingkat harapan hidup rakyat Zimbabwe hanya 47 tahun dan pendapatan per kapita US$ 176.
Kongo, Zambia dan Zimbabwe adalah hanyalah tiga negara yang mengalami penurunan peringkat IPM di bawah level pada 1970.
"Negara-negara ini memberikan pelajaran tentang dampak buruk dari konflik, epidemi AIDS dan salah urus ekonomi dan politik," kata Kepala UNDP Helen Clarke, yang juga mantan perdana menteri Selandia Baru, Kamis (4/11).
Penelitian yang dilakukan PBB ini bertujuan memberikan penilaian yang lebih luas tentang kualitas hidup yang tak sekadar penghasilan - dengan memasukkan, kesehatan, pendidikan, kesetaraan gender dan kebebasan politik - dan ketua tim peneliti, Jeni Klugman, mengatakan sebagian besar dunia telah menunjukkan "kemajuan dramatis" sejak 1970.
Tingkat harapan hidup rata-rata naik dari 59 menjadi 70 tahun, pendaftaran sekolah dasar tumbuh dari 55 menjadi 70 persen, dan pendapatan per kapita meningkat dua kali lipat menjadi lebih dari US$ 10.000. Sementara negara-negara miskin telah membuat kemajuan tertentu.
sumber : MetroTvNews
Mantap. Coba indonesia bisa
BalasHapus