Kelainan mata Glaukoma telah menjadi penyebab kedua terjadinya kebutaan di Indonesia, sesudah katarak, kata ketua Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia(Perdami) DI Yogyakarta, Prof Dr Suhardjo SU SpMK). Menurut dia, umumnya Glaukoma timbul pada usia 40 tahun ke atas. Dan umumnya pula, hampir 70 persen penderita glaukoma di DIY terlambat melakukan pengobatan, sehingga sulit untuk bisa kembali normal.
''70 Persen datang terlambat dalam pengobatan, karena selama ini mereka merasa tidak menderita. Setelah diperiksa kemampuan penglihatan tinggal 30 persen,'' kata Suhardjo, Senin.
Dia berbicara di seminar ''Mari Hindari Kebutaan Permanen karena Glaukoma'', yang diselenggarakan atas kerjasama Yayasan Glaukoma Indonesia, Perdami dan Universitas Gadjah Mada. Acara digelar di Gedung Grha Sabha Pramana, UGM.Suhardjo mengatakan berdasarkan hasil survei di beberapa Rumah Sakit di DIY didapat bahwa sekitar 0,1 hingga 0,2 persen penduduk di DIY mengalami penyakit Glaukoma.
Katanya, kebanyakan pasien yang datang memeriksa kesemuanya telah mendekati kebutaan. Padahal, lanjutnya, dalam pengobatan operasi glaukoma tidak serta merta kembali normal seperti semula.
Dokter spesialis mata FK-UGM, dr Retno Ekantini SpM MKes, menyatakan faktor risiko glaukoma terjadi dengan semakin meningkatnya umur. Umur 40 tahun ke atas memiliki risiko satu persen dan pada 65 tahun ke atas.
Katanya, Glaukoma terjadi akibat kerusakan saraf mata disebabkan tekanan bola mata yang tinggi. ''Cairan mata yang tidak seimbang menyebabkan tekanan bola matajadi tinggi sehingga saraf mata terdesak. Tujuan dari pengobatan, memberhentikan tingkat kerusakan tersebut,'' tuturnya.
Retno menyarankan pasien setidaknya melakukan kontrol tiga tahun sekali bila tidak ditemukan gejala kemunduran penglihatan. ''Untuk kontrol setahun sekali wajib dilakukan bila memiliki keluarga gukoma, konsumsi obat steroid, penderita diabetes, hipertensi, pernah mengalami trauma mata, miop dan hipermetrop tinggi,'' katanya.
source : republika.co.id
0 Comment "70 Persen Pasien Glaukoma Berisiko Buta"
Posting Komentar