Indonesia Keranjang Sampah Nikotin

"Indonesia belum merdeka dari jerat kecanduan dan bahaya asap rokok," kata Slamet Rahardjo Djarot lantang. Tidak kalah tegas, penyair Taufik Ismail berteriak ,"Indonesia Negara Keranjang Sampah Nikotin!"

Pernyataan keprihatinan ini kemarin dibacakan sejumlah tokoh dalam 'Aksi Damai Perjuangan Generasi Muda Bebas dari Bahaya Nikotin' di Taman Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu 21 Agustus 2010.

Dalam acara yang diselenggarakan oleh Komnas Pengendalian Tembakau ini, hadir sekitar 200 anak pelajar dan mahasiswa beserta sejumlah tokoh, seperti Adnan Buyung Nasution, Imam Prasodjo, mantan Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. Moeloek, Rima Melati, Slamet Rahardjo, Taufik Ismail, serta beberapa finalis Putri Indonesia. Mereka menyerukan keprihatinan atas konsumsi rokok, khususnya di kalangan generasi muda, yang tumbuh tercepat nomor tiga di dunia, padahal di negara maju tren ini malah menurun.
Aksi ini juga menyoroti kasus anak yang merokok, dimana Komisi Nasional Perlindungan Anak mencatat sudah lima balita dan satu bayi perokok yang ada di tanah air. Sementara itu pemerintah dinilai tidak berupaya mengatasi persoalan ini, salah satunya dengan tidak meratifikasi Framework Convention of Tobacco Control (FCTC). Dalam pertemuan ini, Mia Hanafia, Ketua Komnas Anak menyebut penghentian iklan rokok secara total dan menaikkan cukai rokok merupakan salah satu cara dalam melawan industri rokok.

"Terdapat pemutar balikan fakta, dimana pemerintah melakukan pembiaran, bahkan dukungan atas perdagangan komoditas racun yang mencelakakan rakyat,"ujar Imam Prasodjo dalam sambutannya. Ia juga menyayangkan bahwa 74 persen kepala keluarga miskin perkotaan adalah perokok aktif. "Uang yang terbatas mereka belanjakan untuk rokok,"ujar Imam menyesalkan.

Slamet Rahardjo, seniman senior Indonesia juga menyayangkan belanja rokok Indonesia yang mencapai Rp 97 triliun. "Uang Rp 97 trilyun yang dibakar untuk rokok setara dengan pemerintah untuk BOS, BLT, dan program pengentasan kemiskinan dalam setahun,"ujarnya.

Sementara itu Taufik Ismail, yang dalam kesempatan ini membacakan tiga puisinya, yaitu 'Kabar Buruk di Negeri Terpuruk', 'Indonesia Keranjang Sampah Nikotin', dan 'Merdeka dari Penjajah Asap Rokok'. Dalam satu puisinya Taufik berkata dengan sinis,"Nazi membunuh orang yang melawan ideologi mereka. Sementara rokok, membunuh mereka, langganan pabriknya."


source : www.tempointeraktif.com

0 Comment "Indonesia Keranjang Sampah Nikotin"

Posting Komentar

Thank you for your comments