Cara Menyikapi Anak Demam

Anak demam sering membuat cemas orang tua, sekitar 19-30 %  kunjungan ke dokter anak karena keluhan demam. Pada penelitian ternyata 94 % orang tua khawatir demam menyebabkan efek samping, 63 % menganggap terjadi hal serius dan 18 % khawatir terjadi kerusakan otak.
Tujuh puluh persen ( 70 % ) cemas kemungkinan terjadi kejang walau berdasar penelitian kejadian  kejang sebenarnya relatif sedikit hanya sekitar 3 %. 
Kekhawatiran terhadap demam tidak hanya terjadi pada orang tua, namun juga pada dokter sehingga banyak sekali publikasi ilmiah yang membahas demam pada anak. 
Tidak seorang dokter pun yang merasa nyaman menghadapi anak demam, karena pada anak sifatnya terbuka, banyak sekali kemungkinan yang tidak terduga baik penyebab maupun akibatnya.
Apa itu Demam ? Demam bukan penyakit melainkan gejala. Peningkatan suhu tubuh di atas normal, sebagian besar ahli berpendapat batasan apabila ukuran suhu di dubur di atas 38 derajat C, batasan lain adalah bila  diukur di mulut suhu di atas 37, 5 derajat C atau pengukuran di ketiak suhu di atas 37,2 C.
Mengapa terjadi demam ?

Demam sering merupakan manifestasi umum penyakit infeksi, namun dapat juga disebabkan penyakit non-infeksi ataupun keadaan fisiologis.
Timbulnya pada badan merupakan mekanisme yang rumit dan secara garis besar patofisiologi terjadinya demam adalab sbb :

a. Terjadinya peningkatan ambang panas di pusat pengatur suhu di bagian otak dan ini merupakan penyebab demam terbanyak, contohnya  adalah pada penyakit in-feksi, penyakit keganasan misalnya   kanker dan juga  penyakit  kola-gen vaskuler.

b. Hasil produksi panas yang melebihi kapasitas pembuangan, contohnya misalnya demam pada kelebihan dosis salisilat, penyakit hipertiroid serta suhu lingkungan yang terlalu tinggi 

c. Karena gangguan pada proses pembuangan panas,  misalnya demam yang terjadi karena keracunan obat jenis kholinergik , heat stroke dan lain lain .

’’Demam sebenarnya juga bermanfaat  dalam mekanisme pertahanan yaitu menghambat replikasi virus, bakteri juga parasit, sehingga banyak ahli tidak menganjurkan bila anak demam suhu badan harus segera diturunkan sampai suhu normal’’. (Y.K. Amdekar,Rational use of antipyretics Indian Pediatrics 2003; 40:541-544) 
Hiperpireksia. Badan kita mempunyai sistem pengaturan suhu atau îtermostatî yang bertugas mengontrol suhu.

Ada keadaan khusus yang perlu diketahui adalah hiperpireksia, yaitu terjadinya peningkatan suhu badan di atas  41,1 C .

Suhu badan di atas  41,1 C sudah tak dapat dikontrol oleh mekanisme pengaturan suhu badan, akibatnya terjadi kerusakan jaringan tubuh termasuk sel otak.
Hiperpireksia merupakan kedaruratan medik yang perlu ditangani segera, harus dirawat di ruang perawatan khusus dengan pengawasan terus menerus .

Apabila hiperpireksi terus meningkat sehingga mencapai di atas 42 C, akan terjadi kerusakan irreversible pada jaringan badan termasuk jaringan otak  ( Darlan Darwis : Tatalaksana hiperpireksia pada anak : PKB FKUI XVII : 2005 )
Fever of unknown origin ( FUO).

Tidak semua bisa diketahui penyebabnya, sering sulit ditemukan sehingga tidak jarang seorang penderita malah bisa sembuh dengan sendirinya tanpa diketahui penyakitnya. Di kalangan kedokteran ada istilah demam tanpa penyebab jelas atau disebut Fever of unknown origin ( FUO) .

Namun tidak semua demam yang tidak jelas sebabnya disebut FUO.
Terminologi FUO  berbeda beda ,  definisi yang banyak dipakai adalah :

Demam pada anak dengan temperature 37,8 C ñ 38 C terus menerus selama 3 minggu tanpa diketahui sebabnya walaupun telah dilakukan pemeriksaan medik yang lengkap.
Tetapi berdasar statistik, penyakit yang sering terbukti sebagai penyebab FUO adalah infeksi ( 50 %) t vascular-kolagen (15%), keganasan (7 %), inflamasi usus besar (4%) serta 12 % karena penyebab lain.
Perlukah demam dikompres ?

Kita cenderung memberi kompres es, alkohol bila anaknya demam, namun sebagian besar ahli tidak menganjurkannya. Penentuan jenis kompres sebenarnya tergantung sistem pengaturan panas yang disebut set point hipotalamus.

Pada set point hipotalamus meninggi, suhu badan tinggi tetapi suhu kulit normal sehingga kaki tangan teraba dingin dengan bulu yang merinding / berdiri .
Dalam keadaan itu kalau dikompres dingin dengan es atau alkohol malah akan menggigil dan suhu makin tinggi, sebagian ahli menganjurkan  lebih baik di kompres hangat.

Jangan gunakan pakaian yang tebal atau berlapis, gunakan pakaian yang tipis sehingga membantu meredakan demam melalui proses penguapan.
Obat Turun Panas .

Obat turun panas tidak menyembuhkan penyakit, hanya me-nurunkan demam. Cara kerja obat turun panas melalui mekanisme yang rumit dan pada prisipnya adalah menurunkan set point di otak , melebarkan pembuluh darah kulit sehingga meningkatkan pengeluaran panas badan.

Ada berbagai  jenis obat turun panas , diantaranya adalah :
a. Parasetamol, dosisnya adalah 10-15 mg untuk setiap kilogram berat badan anak, dapat diulang setelah 4 jam, tidak boleh lebih 4 kali per hari. Kelompok parasetamol bisa diberikan pada bayi.

b. Ibuprofen , dosis antipiretik 5-10 mg/kg berat badan /kali. Boleh diulang sampai 3 kali per hari.

Ibuprofen ada batasan umur pemberian, pada bayi juga tidak dianjurkan bila penderita muntah - muntah atau kekurangan cairan.

Menurut penelitian, efektivitas penurunan panas masing masing obat tidak berbeda bermakna .

Obat turun panas yang tidak dianjurkan pada anak adalah obat kelompok salisilat karena ditakutkan ada efek sampingnya.

Pemberian obat turun panas selain lewat minum atau per oral, bisa diberikan preparat yang di disain  lewat anus yang disebut supositoria. Diberikan apabila demam tinggi dan anak muntah-muntah terus serta sulit minum. Pada kasus rawat inap, turun panas diberikan lewat injeksi.
Kewaspadaan Menurut David Morley seorang ahli kesehatan masyarakat, individu yang paling berperan pada setiap tingkat layanan kesehatan anak adalah orang tua khususnya ibu.
( Morley,D :  Pediatric Priorities in The Developing World, Butterworth & Co :1975).
Pada anak yang demam, ibu paling berperan sehingga perlu pe-ngertian dasar tentang demam, cara mengukur suhu, kapan perlu berobat dan sebagainya.

Demam bukan penyakit tetapi gejala atau manifestasi keadaan sakit sehingga tidak cukup terus menerus  diberi turun panas saja. Perlu dicari penyebab demam, beri pengobatan yang tepat , dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi .
Kapan perlu segera ke dokter ?

Tidak ada ketentuan yang pasti mengenai hal itu .
Kemampuan anak untuk bereaksi terhadap infeksi dengan timbulnya demam sangat tergantung umur .

Semakin muda bayi semakin kecil kemampuan untuk merubah set point dan memproduksi panas sehingga bayi kecil sering terkena infeksi berat tanpa disertai gejala demam.

The American Academy of Pediatrics ( AAP) dan National Academy of Pediatric Nursing (NAPN) memberikan pedoman bagi orang tua menghadapi demam sbb :
Bila bayi berumur kurang dari 2 (dua)  bulan dengan suhu rectal di atas  37, 9 C disarankan segera menghubungi dokter dan hal itu juga berlaku pada bayi berumur 3-6 bulan dengan suhu di atas  38,3 C  .

Demam pada bayi di bawah umur 8 minggu perlu mendapat pengawasan khusus, dan NAPN menyarankan untuk dirawat di rumah sakit. Anak di bawah umur 3 tahun demam dengan tidur berlebihan, tak mau minum iritable, perubahan perilaku seolah-olah melihat sesuatu, terjadi kejang, harus segera ke dokter.

Anak berumur di atas 1 tahun, demam tetapi masih mau makan, minum dan tidur seperti biasa, bisa diberi obat di rumah, baru dibawa ke dokter. Suhu tubuh di atas  38,9 C biasanya lebih berbahaya, orang tua perlu lebih waspada.

dr Bimosekti Wiroreno SpA, RS Hermina Pandanaran Semarang.


source : suaramerdeka.com


0 Comment "Cara Menyikapi Anak Demam"

Posting Komentar

Thank you for your comments