Santri Pondok Inabah Ciamis Kabur

Empat dari 15 santri ditemukan tewas diterjang arus Sungai Citanduy saat hendak kabur dari Ponpes Rehabilitasi Pecandu Narkoba Inabah 17 di Desa Cijulang RT 03/06, Cihaurbeuti,Ciamis,Jabar.

Keempat korban tewas masingmasing bernama Riskon, 31, santri asal Pekalongan, Nandang, 16, santri asal Kebumen, Andre, 26, dan Edo, 18, keduanya santri asal Palembang.Keempat jasad korban ditemukan di tempat berbeda di sepanjang Sungai Citanduy, yakni dua di Bendungan Maganti, Cilacap, Jateng,sementara dua lainnya masing-masing ditemukan di Kalipucang, Kabupaten Ciamis dan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya.

Keempat jenazah langsung dibawa ke kamar mayat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tasikmalaya untuk dilakukan autopsi. Tim Search and Rescue (SAR) Ciamis dibantu pihak Ponpes Inabah masih melakukan pencarian lima santri yang masih hilang. Sejauh ini, keberadaan mereka belum diketahui.Namun, diduga kelimanya hilang ikut terseret arus Sungai Citanduy.

Lima santri yang hilang tersebut masing-masing bernama Wildan, 14, santri asal Bandung, Muhamad Ananda, 25, santri asal Yogyakarta, Evan, 24, santri asal Palembang,Hamka,26, santri asal Sulawesi, dan Husen Irvan,20,santri asal Surakarta. Sementara itu, lima santri lainnya dipastikan selamat dan telah kembali Pondok Pesantren (Ponpes) Inabah masing-masing bernama Hadi, 25, santri asal Jakarta, Ali Daniel, 15, santri asal Purwokerto, Rizki, 15, santri asal Tangerang, Rizki, 20, santri asal Jakarta, dan Johan, 28, santri asal Malang.

Satu santri bernama Ahmad Rizki, 23, berhasil kabur sampai ke Bandung, kemudian dijemput pihak keluarga pulang ke Palembang. Santri asal Jakarta yang selamat, Hadi, 25, menyatakan, aksi melarikan diri yang dilakukan 15 santri itu sudah direncanakan sejak lama. 15 santri tersebut berencana kabur pada Sabtu (27/2) malam pukul21.00 WIB.

Namun,sekitarpukul 17.00 WIB, terjadi hujan deras sehingga membuat suasana Ponpes Inabah sepi.Atas dasar itu,rencana kabur dipercepat mengingat suasana yang sangat mendukung.“Karena suasana sepi, salah satu rekan kami mengusulkan agar rencana kabur dipercepat,”tandas Hadi.

Para santri tersebut kemudian melakukan pembobolan atap Ponpes Inabah dengan membuka internit dan membuka asbes.“Saya sebetulnya sedang bermain catur, tetapi diajak oleh teman-teman. Kami pun membobol atap dengan cara memanjat badan teman bergantian. Setelah itu, membuat tali dengan kain diikat ke rangka atap.

Satu per satu keluar dan loncat ke sawah, lalu melarikan diri ke arah Tasikmalaya,”ujar Hadi. Dia mengakui, rencana kabur itu terbesit saat dirinya bersama 14 rekanya melakukan kegiatan olahraga. Saat itu, mereka melihat pemandangan ke belakang Ponpes Inabah yang memungkinkan untuk melarikan diri.

“Rencana kabur pun dirancang.Awalnya,kalau kabur dilakukan malam hari,kami akan menginap di hutan yang terlihat dari Ponpes Inabah. Namun, tidak disangka saat kami kabur ada Sungai Citanduy yang harus dilewati,sedangkan hujan dan arusnya sangat deras,”ucapnya. Hadi menyatakan,dari 15 santri yang kabur, 10 di antaranya turun terlebih dulu ke sungai. Sisanya, tiga santri masih bertahan di tepi sungai, dan dua lainnya memilih mencari jalan alternatif.

“Saat itu, saya diam di tepi sungai dan mencoba memberanikan diri melintas. Namun,dalam penglihatan saya 10 teman yang lebih awal melintas, semuanya hilang terbawa arus. Saya mencoba balik lagi, tetapi aliran air sangat deras. Saya pun sempat terseret sejauh 200 meter dan berhasil menyelamatkan diri,” tutur Hadi.

Setelah berhasil selamat, Hadi bersama empat santri lainnya memutuskan untuk kembali ke Ponpes Inabah. Namun, terakhir diketahui, satu santri di antaranya berhasil kabur sampai ke Bandung,kemudian dijemput pihak keluarga pulang ke Palembang. Pimpinan Ponpes Rehabilitasi Pecandu Narkoba Inabah 17, Cihaurbeuti Yaya Mulyadi membenarkan, 15 santrinya melarikan diri dengan cara membobol atap pondok.

Menurut dia, dari 15 santri yang kabur, enam di antaranya diketahui selamat, empat tewas,dan lima lainnya masih dalam pencarian.“ Pencarian terus kami lakukan dengan semampu kami sendiri,” ujar suami dari Enung Maryati ini. Yaya mengaku belum mengetahui pasti penyebab kaburnya 15 santri itu.

Namun, dia menduga faktor kerinduan terhadap keluarga besar kemungkinan menjadi pendorong para santri tersebut melarikan diri.“Semua santri yang ada di sini jumlahnya 30 orang. Kami selalu berusaha, membuat mereka nyaman dengan melengkapi fasilitas dan menerapkan metode rehabilitasi dengan tepat agar penyembuhan bisa berlangsung cepat,” tandasnya.

Menurut Yaya,tak lama setelah mengetahui 15 santri kabur, dia langsung berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy agar melaporkan setiap penemuan mayat di setiap bendungan. “Ternyata benar,kami menerima laporan ditemukan empat jasad santri terseret arus Sungai Citanduy,” tandasYaya. Kepala Polres Ciamis AKBP Agus Santoso mengaku masih menyelidiki kasus kaburnya 15 santri Ponpes Inabah.

“Kami menerima laporan dari masyarakat sekitar. Saat itu juga kami langsung melakukan pencarian. Kami instruksikan untuk membantu mencari korban. Hasilnya hingga sekarang ada empat santri yang ditemukan dalam keadaan tewas akibat terseret arus Citanduy,”tandasnya.

source : seputar-indonesia.com

0 Comment "Santri Pondok Inabah Ciamis Kabur"

Posting Komentar

Thank you for your comments