Minimnya Tenaga Medis Di Daerah Banten

Sampai saat ini, Provinsi Banten masih kekurangan tenaga medis di tingkat Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

"Pemprov telah memintah tambahan PNS terutama untuk tenaga medis kepada Kementerian Aparatur Negara," kata Gubernur Banten Ratu Atut Chosyiah, hari ini.


Pemprov, tambah Atut, sudah berupaya untuk menambah tenaga medis dan pendidikan kedokteran dengan cara membuka penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selain itu, sedang dibangun pembangunan rumah sakit yang bekerjasama dengan Universitas Negeri Tirtayasa yang di dalamnya terdapat Fakultas Kedokteran. "Pembangunannya sedang berlangsung dan akan menjadi pusat pendidikan kesehatan di Pemprov," ujar Atut.


Dana pembangunan rumah sakit itu diperoleh dari APBN dan APBD. Atut mengatakan sampai saat ini dana yang sudah terserap dari pembangunan rumah sakit kelas B itu sebanyak Rp70 miliar dari Rp250 miliar yang dibutuhkan.

Atut menambahkan pembangunan rumah sakit pendidikan itu dibutuhkan untuk menambah tenaga medis yang suatu saat bisa dikaryakan demi pembangunan dan kesehatan masyarakat Banten.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Djaja Budi Suhardja mengatakan dari 1.545 desa di Banten, masih kekurangan 545 bidan desa. ”Minimal satu desa satu bidan,” kata Djaja.

Menurut Djaja, kehadiran bidan desa bisa meningkatkan indeks kesehatan masyarakat dan menekan angka kematian bayi dan ibu melahirkan. Djaja menyebutkan angka kematian ibu melahirkan pada 2008 mencapai 256 per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian ibu akhir 2008, 256 per 100.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi 34 per 1.000 kelahiran hidup, sedikit di atas angka nasional, angka kematian ibu mencapai 226 per 100.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi 36 per 1.000 kelahiran hidup.

source : web.bisnis.com

0 Comment "Minimnya Tenaga Medis Di Daerah Banten"

Posting Komentar

Thank you for your comments