Efek Berlebihan dari Pemakaian Garam


GARAM memang sangat dibutuhkan untuk membuat nikmat masakan. Namun, terlalu banyak garam ternyata membahayakan kesehatan. Konsumsi garam berlebihan bisa tingkatkan tekanan darah.
Barang yang satu ini kelihatannya sepele. Tapi sedikit kurang pada masakan, bisa membuat makanan hambar. Sementara bila kebanyakan akan mengancam kesehatan Anda. “Jika dilihat dalam ukuran individu, mengurangi konsumsi garam mungkin hanya akan berpengaruh sedikit pada tubuh. Namun dalam populasi yang lebih besar, dapat terlihat penurunan gangguan jantung yang signifikan dan tentunya menghemat biaya kesehatan,” kata penulis Annals of Internal Medicine Dr Crystal Smith-Spangler.
Untuk kepentingan inilah pemerintah AS mulai menggalakkan gerakan mengurangi garam. Selain menambah tingkat kesehatan, juga mengurangi anggaran negara. “Kami berharap agar pemerintah tidak menunda aksi ini. Dan kami mendesak Departemen Kesehatan,” Dr Walter Willett selaku kepala Nutrisi dan Epidemiology di Harvard School of Public Health, Boston. Walter.
Gayung bersambut, Departemen Kesehatan New York pun mendukung penuh kampanye ini, dengan memprakarsai gerakan The National Salt Reduction atau pengurangan konsumsi garam nasional. Kampanye ini berupaya memotong asupan garam sebanyak 20 persen selama lima tahun ke depan. Kampanye ini utamanya ditujukan bagi pihak restoran dan pengusaha makanan, yang sebagian besar berkontribusi pada asupan garam bagi penduduk Amerika Serikat.
Tindakan yang dilakukan pemerintah Amerika ini bukan tanpa alasan. Menurut Dr Thomas R Frieden, terlalu banyak mengonsumsi garam menyebabkan sedikitnya 100.000 kematian setiap tahunnya di Amerika. Lebih lanjut Thomas mengatakan, seperti dikutip dari webmd.com, ada setidaknya dua cara untuk memotong penggunaan garam dalam makanan dan membuat masyarakat hidup lebih sehat.

Jalan pertama, pemerintah berkolaborasi dengan perusahaan makanan untuk mengurangi jumlah sodium yang digunakan dalam pengolahan makanan. Tindakan ini serupa dengan yang dilakukan oleh negara Inggris sebelumnya. Dengan menjalankan hal ini, ada penurunan asupan garam sekitar 9,5 persen pada setiap penduduk Inggris.

Persentase yang sama bisa didapat oleh Amerika Serikat jika mengikuti cara yang sudah dijalankan oleh Inggris. Amerika pun dapat mencegah terjadinya kasus stroke sebanyak 531.885 dan 480.358 kasus serangan jantung, bagi mereka yang berusia antara 40–85 tahun. Hal ini sekaligus dapat meningkatkan kualitas hidup lebih dari 2,1 juta nyawa dan dapat menghemat pengeluaran medis sampai 32,1 juta dolar.

Jalan lain adalah dengan menarik pajak pada produk garam sehingga harga garam naik 40 persen. Dengan cara ini diperkirakan 327.892 kasus stroke dan 306.137 kasus serangan jantung dapat ditekan. Ongkos kesehatan pun dapat dihemat hingga 22,4 juta dolar, dan meningkatkan kualitas hidup 1,3 juta jiwa.

Berkaca pada pengalaman negara lain, Inggris misalnya, yang menjadi pelopor gerakan mengurangi garam secara nasional, mengurangi kadar garam dengan seketika malah akan memunculkan pro dan kontra dalam masyarakat.

“Sebaliknya, jika pemerintah melakukan pemangkasan kadar garam ini secara bertahap dan perlahan, maka masyarakat tidak akan menyadarinya,” ujar Dr David Fleming, direktur Kesehatan Masyarakat untuk Seattle dan King County, Washington.

Agaknya Amerika memang jor-joran memerangi asupan garam. Bahkan Departemen Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat menyatakan, makanan sehat kandungan garamnya tidak boleh melebihi 480 mg dalam setiap penyajiannya.

Meski keberadaannya banyak dicerca, namun sejatinya sodium atau garam berperan besar dalam pengolahan makanan. Kandungan dalam garam berguna untuk menjaga bakteri berkembang biak dalam makanan. Terutama dalam produk keju, dressing salad, dan makanan fermentasi. Garam juga merupakan nutrisi esensial untuk menambah rasa dan pewarna makanan. Beberapa makanan yang ditambahkan garam di dalamnya, di antaranya saus tomat, sup, dan makanan kaleng.

Sebelum membeli produk makanan, ada baiknya Anda membaca dahulu label yang tertera. Kandungan garam pada makanan tersebut dapat dilihat dari label nutrition facts. Perhatikan berapa kadar sodium yang ada pada makanan, yang dihitung dalam miligram (mg). Baca pula apakah makanan itu mengandung soda. Soda di sini mengacu pada sodium bicarbonate atau baking soda.

Perlu diketahui pula, beberapa tulisan yang biasanya tercantum dalam label. Misalnya bebas sodium atau sodium free, maksudnya hanya menggunakan sodium kurang dari 5 mg dalam setiap produknya. Sedangkan sodium sangat rendah atau very low sodium, berarti mengurangi sodium sebanyak 35 mg dalam setiap produk. Adapun low sodium, berarti produk tersebut mengurangi 140 mg sodium dalam setiap penyajiannya.

Mungkin Anda sering pula menemukan produk yang ditulis tidak mengandung garam atau tanpa tambahan garam (unsalted atau no salt added). Produk ini memang tidak menggunakan garam seperti yang biasa digunakan. Namun bukan berarti bebas garam, tetap saja masih mengandung garam, namun garam tersebut merupakan bagian alami dari produk bersangkutan.

Kandungan sodium harus diwaspadai bukan hanya pada makanan. Pun demikian dengan obat-obatan. Faktanya, obat-obatan yang beredar di pasaran juga mengandung sodium. Maka itu, baca dahulu label yang ada pada obat tersebut. Perhatikan kandungan yang ada dalam obat dan baca dengan teliti apakah obat itu memang mengandung sodium.

Biasanya obat yang mengandung sodium terdapat 5 mg per dosisnya. Solusinya, beberapa perusahaan farmasi kini mulai memproduksi obat-obatan yang rendah sodium. Jika Anda masih ragu, ada baiknya bertanya dahulu kepada dokter atau apoteker sebelum memutuskan membeli obat. Jadi, sudahkah Anda mengurangi garam hari ini??
 source : okezone.com

0 Comment "Efek Berlebihan dari Pemakaian Garam"

Posting Komentar

Thank you for your comments