Mewaspadai "Mutan" Nyamuk Aedes Aegypti

Aedes aegypti, nyamuk penyebab demam berdarah diduga telah mengalami perubahan perilaku dan mutasi gen. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan Litbang Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis. "Perubahan ini sebagai adaptasi terhadap kerusakan lingkungan," kata Kasi Pengendalian Penberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Cimahi, dr Fitriani Manan, Jum'at (12/3).
Fitriani menjelaskan, mutasi gen pada nyamuk penular demam berdarah tersebut disebabkan karena pemanasan global dan efek rumah kaca. Akibat mutasi gen ini, kata Fitriani, perubahan prilaku yang paling kentara pada Aedes aegypti, yaitu nyamuk ini tidak lagi dibatasi waktu untuk menggigit mangsanya. "Yang tadinya hanya menggigit manusia pada pagi hari, sekarang malam hari pun nyamuk ini juga bekerja di tempat yang terang," ujar Fitriani.
Fitriani juga menengarai dalam telur nyamuk itu juga sudah terdapat virus penyebab demam berdarah. Oleh karena itu, salah satu cara agar nyamuk ini tidak berkembang biak, adalah dengan memutus siklus hidup nyamuk mulai dari jentiknya. "Tentunya dengan memberantas sarang nyamuk," kata Fitriani.
Saat ini, Pemkot Cimahi tengah memikirkan untuk memberikan sanksi kepada pemilik rumah atau pekarangan yang lalai sehingga jentik nyamuk terkumpul di sana. Sanksinya dapat berupa denda atau hukuman moral. "Yang penting sanksinya harus berdasarkan keputusan bersama," tambahnya.
Selain itu, kata Fitriani, pemerintah juga tengah mengkaji perlunya dibuat peraturan daerah (Perda) tentang pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Sehingga, jika PSN ini diperdakan tentunya memuat sanksi tegas yang diberikan kepada pemilik rumah yang ditemukan jentik nyamuk.

source : republika.co.id

0 Comment "Mewaspadai "Mutan" Nyamuk Aedes Aegypti"

Posting Komentar

Thank you for your comments